DTP Mulai Melakukan Penanaman Tiang Pancang Pertama di SNP#38 Serang

15.

Feb, 2022

DTP Mulai Melakukan Penanaman Tiang Pancang Pertama di SNP#38 Serang

DTP Mulai Melakukan Penanaman Tiang Pancang Pertama di SNP#38 Serang

DTP Mulai Melakukan Penanaman Tiang Pancang Pertama di SNP#38 Serang

BuanterOne

Setelah acara Groundbreaking SNP#38 di penghujung 2021 berjalan lancar, DTP mulai melakukan sesi pembangunan tahap pertama, yaitu penanaman tiang pancang. Oleh karena itu, pada tanggal 15 Februari 2022, tim Marketing Communication DTP berkesempatan berangkat ke Serang untuk mendokumentasikan momen tersebut.

Melalui transportasi darat, kami menempuh jarak sekitar 79,5 kilometer atau 2 jam waktu perjalanan dari Gedung Cyber 1, Jakarta Selatan ke titik site kami yang berada di Kebonratu, Serang.

Sesampainya di titik site, alih-alih mengemban misi untuk mendokumentasikan pembangunan Satellite Network Portal (SNP#38), tim kami juga melakukan sesi wawancara dengan salah satu pengawas proyek pembangunan, yaitu Yulianto selaku Technical Operation Staff DTP.

BuanterOne

Perbincangan di awali dari penjelasan ringkas mengenai DTP sebagai pemegang lisensi penyedia Teleport di Indonesia dengan menggandeng Eutelsat OneWeb sebagai penyedia jaringan komunikasi global yang didukung oleh konstelasi 634 satelit Low Earth Orbit (LEO).

Yulianto menjelaskan bahwa, “Kolaborasi dari DTP x Eutelsat OneWeb ini dapat memberikan layanan internet dengan kecepatan tinggi dan rendah latensi. SNP#38 ini akan menyediakan jangkauan area mulai dari Thailand (Utara)Indonesia (Timur – Barat) sampai Australia (Selatan).”

BuanterOne

Saat ditanyakan soal perkembangan dari proyek kolaborasi DTP + Eutelsat OneWeb dalam membangun ground segment, Yulianto menjelaskan bahwa “Pembangunan SNP#38 ini resmi dimulai dengan penanaman tiang pancang pertama yang dilakukan langsung oleh DTP, Selasa (1/2).

Proses penanaman tiang pancang tersebut diawasi oleh berbagai pihak, mulai dari kontaktor, konsultan teknis hingga pengawas dari pihak DTP, agar semua sesuai dengan master plan yang sudah ada.

Yulianto mengatakan bahwa, “ Terdapat 18 titik site yang nantinya akan dikendalikan secara otomatis. Selain itu, terdapat kantor dan datacenter seluas 500 m2. Dan semua fasilitas tersebut akan dibangun di atas lahan 10 hektar. Proses penanaman tiang pancang ini sempat mengalami kendala, kedalaman tiang pancang yang seharusnya 12 meter menjadi maksimal 4,5 meter saat eksekusi lapangan. Hal tersebut dikarenakan tanah keras yang tidak bisa ditembus oleh alat tiang pancang.

Melihat adanya kendala di lapangan, otomatis proses penanaman tiang pancang akan diubah dalam metode pengerjaannya. Agar lebih mudah, proses tersebut diganti dengan metode preboring terlebih dahulu. Setelah itu, baru proses penanaman tiang pancang kembali. Adapun efek dari metode preboring ini yaitu menurunnya daya dukung selimut (skin friction) pada fondasi tiang pancang dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, sebelum melakukan metode ini, kami harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui seberapa besar penurunan daya dukung selimut (skin friction) pada tiang pancang akibat preboring.

“Rencananya proses pengerjaan tahap pertama ini akan selesai pada akhir bulan Februari 2022. Estimasi itu kita prediksi sebelum adanya perubahan dalam pengerjaan tiang pancang. Berhubung metode pekerjaan diubah, kemungkinan penyelesaian untuk tahap pertama ini akan diundur,” jelas Yulianto. Setelah proses tahap pertama selesai, tahap selanjutnya adalah pile cap untuk fondasi tiang antenna. Pile cap memiliki fungsi sebagai penopang beban dari kolom, yang akan disebarkan lebih lanjut ke tiang pancang. Pengerjaan dari pile cap ini juga memiliki peran penting dalam menentukan lokasi kolom pada titik pusat fondasi.

Di penghujung sesi wawancara, tim kami pun menanyakan harapan Yulianto untuk proyek ini kedepannya. Yulianto pun menjawab, “ Semoga proyek pembangunan ini berjalan lancar dan SNP#38 ini mampu memberikan manfaat untuk warga sekitar. Tidak hanya itu, fasilitas ini juga dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan inklusi digital di Indonesia.”

Share